TINELO.ID, POHUWATO – Konsultasi publik (KP) II analisis dan penyusunan konsep rencana detail tata ruang (RDTR) kawasan perkotaan paguat dan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) yang berlangsung di gedung panua kantor bupati dibuka Bupati Pohuwato diwakili Sekda, Iskandar Datau, Kamis, (18/11/2021).
Atas nama pemerintah daerah, sekda pohuwato memberikan apresiasi dan terima kasih kepada penyelenggara, yang telah dua hari ini melaksanakan kegiatan FGD maupun KP untuk kawasan perkotaan paguat.
Terkait dengan rencana pemanfaatan ruang, struktur ruang, pola ruang jelas Sekda Iskanda itu dibahas tuntas dalam detail tata ruang, nantinya ini diikuti dengan kajian lingkugan hidup strategis, ini akan berjalan bersamaan.
“Paguat ini agak unik, di dalam kota ada cagar alam. Ini karakterik khusus kita, diantara kota marisa dan kota paguat ada cagar alam panua. Ada endemic yang dijaga disitu, bukan hanya flora tapi faunanya berupa burung maleo, kerak putih, tartius ukuran kecil, itu hanya ada di kawasan hutan lindung. Kemudian juga ada flora di dalamnya masih perlu penelitian, olehnya kedepan ini mungkin lewat RDTR bisa direkomendasi khusus cagar alam ini”,ungkap sekda.
Namun diingatkan apapun yang dibuat fungsinya bagaimana untuk menjaga bagian hulu sehingga hilirnya tetap aman. Oleh karenanya kami sangat bersyukur ada restorasi dibagian atas yang akan menjaga kawasan paguat dari bencana.
“Walaupun ini diluar area RDTR, tapi rekomendasi sebagai kawasan hulu untuk penyangga area yang ada di bawahnya, karena percuma kita mendesain kota paguat lantas kemudian yang diatas paguat termasuk dengilo dan sekitarnya tidak diperbaiki”,jelasnya,
Terakhir, Sekda Iskandar Datau berharap agar konsultasi publik ini bisa memberikan masukkan dan tanggapan dalam rangka penyempurnaan RDTR ini yang insyaallah akan jadi dokumen perencanaan yang akan bermanfaat bagi kabupaten pohuwato dalam rangka pembangunan paguat dan sekitarnya.
Dua hal yang perlu mendapat perhatian yakni pertama cagar alam untuk bisa direkor menjadi hutan untuk penelitian, (karena kami berkomitmen untuk tidak merubah kawasan ini), kemudian kawasan penyangga yang di hulu harus ada rekomendasi mitigasi bencana.
“Selanjutnya untuk kajian lingkungan hidup strategis kiranya bisa menjadi catatan bagaimana kita tetap menjaga kelestarian lingkungan atau pembangunan yang berbasis ramah lingkungan,”tutupnya.